Thursday, 3 August 2017

Meredupnya Para Striker Lokal di Putaran Pertama Liga 1


Jakarta - Gojek Traveloka Liga 1 sudah berjalan satu putaran. Selama 17 pekan, striker lokal tak bisa unjuk gigi di kompetisi tertinggi itu.

392 gol sudah tercipta di putaran pertama Liga 1. Dari jumlah tersebut, jika dikerucutkan ada nama Peter Odemwingie dan Sylvano Comvalius yang memimpin daftar pencetak gol terbanyak dengan 13 gol. Di belakang mereka ada Alberto Goncalves dengan 10 gol, Reinaldo Elias, Marclei Cesar, dan Lerby Eliandry dengan sembilan gol.

Dari enam nama tersebut hanya ada satu pemain lokal yang bisa bersaing dengan pemain asing lainnya. Dia adalah Lerby yang bermain untuk Borneo FC sebanyak 16 laga di musim ini.

Cuma munculnya nama Lerby, selaku pemain lokal, menandakan bahwa Indonesia masih mengalami krisis striker murni, yang pada akhirnya akan membuat pelatih timnas Indonesia kesulitan mencapai hasil maksimal di pentas internasional.

Sejauh ini, setelah Bambang Pamungkas pensiun dari timnas pada 2013, Indonesia tidak lagi mempunyai striker murni yang konsisten dalam mencetak gol. Hasilnya, naturalisasi pun dilakukan untuk mencari striker berkualitas di timnas.

Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Sergio van Dijk sampai Jhon van Beukering merupakan striker murni asing yang dinaturalisasi menjadi WNI. Hasilnya tentu tidak bagus-bagus amat untuk timnas Indonesia.

Dalam mengakali jebloknya prestasi sepakbola Indonesia, PSSI era kepemimpinan Edy Rahmayadi pun sampai membuat aturan yang mewajibkan klub-klub Liga 1 memainkan lima pemain U-23. Percobaan itu dilakukan PSSI karena ingin pemain yang tampil di SEA Games 2017 bisa mendapat jam terbang bermain.

Namun, aturan itu tidak berdampak lebih untuk striker lokal. Klub-klub lebih memilih menggunakan striker asing untuk bersaing di Liga 1 dan pemain muda yang dipakai lebih cenderung di sektor gelandang dan sayap. 

PSSI kemudian menangguhkan aturan tersebut pada Juni lalu. Berbagai alasan dikeluarkan untuk membenarkan keputusan yang diambil PSSI.

Apa yang sudah dilakukan PSSI sejauh ini belum membuahkan hasil. Timnas U-22 malah terkapar di ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 di Thailand beberapa waktu lalu. Mereka tak mampu bersaing dengan Malaysia dan Thailand di Grup H.

Luis Milla, yang merupakan pelatih timnas U-22 pun tak punya banyak pilihan striker murni untuk berlaga di SEA Games 2017 pada 14 Agustus nanti. Sejauh ini cuma ada Ahmad Nur Hardianto dan Ezra Walian, yang kerap dipanggil seleksi.

Akan tetapi, saat ini ketersediaan striker murni cuma menyisakan Ezra setelah Nur Hardianto cedera dan dipastikan gagal ikut ke SEA Games.

Menyoal redupnya striker murni lokal di Liga 1, Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, menilai klub-klub Liga 1 harus berani memberi kesempatan untuk pemain lokal, dan pemain lokal harus bisa bersaing dengan para striker asing.

"Ya, sebenarnya harus ada opportunities melakukan improvement untuk striker-striker lokal ditingkatkan. Bukan harus tidak ada pemain asing di depan," kata Joko Driyono saat dimintai komentar minimnya gol-gol dari striker lokal.

"Ini bukan masalah jangka pendek, ini pengembangan jangka panjang. Mulai dari akar rumput, usia muda, dan kelompok umur. Saya rasa hanya itu jawabannya, tidak ada yang lain," tegasnya.